Sebuah Nama... Itu yang seringkali terucap pertama kali bertemu. Nama merupakan identitas, sekaligus semiotik dari si pencipta dan pemrakarsa.
Ketika nama tersebut dihilangkan atau diubah, identitas tersebut akan sirna. Yang tersisa hanya bentuk dan ingatan dari manusia bahwa dia; itu, dan ini.
Harapan dan kenyataan itu takkan pernah bisa sama, bahkan nama yang melekat dari orang tersebut pun seakan tak bisa luput dari keadaan apa yang menjadi bagian dalam diri manusia.
Tuhan itu maha adil, dan Tuhan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh manusia; Baik, buruk, kaya, (maaf) miskin, religius, jahat, pintar, bodoh, tampan/cantik, (maaf) jelek, hitam, putih, tinggi, (maaf) pendek, langsing, (maaf) gendut, rajin, malas; semua itu merupakan kenyataan bahwa manusia seperti itu adanya. Dan sebuah nama tidak akan menjadi sebuah patokan bahwa mereka lebih/kurang daripada yang lain.
Doa, niat, usaha, dan tujuan yang diraihlah, yang merupakan bentuk kenyataan bahwa nama itu berarti dan bermakna melekat dalam orang tersebut ketika bertemu.
Ya itulah nama, hanya sebuah nama....